Memahami bahasa hati , sebuah perasaan yang tak terucap
namun dapat di mengerti~
banyak arti yang bisa ku dapat mulai dari perhatian kecil
dibalik sikap cuekmu dan juga cara mu membalas kalimat-kalimat manis yang
tertulis dalam sebuah ‘short message’ atau pun jejaring social ‘twitter ‘itu. Entah
mengapa aku bisa begitu yakin untuk menaruh hati dan mempercayaimu.
hey mister gokil ~
hey mister gokil ~
aku benar-benar merasa
terlindungi dan aku merasa nyaman saat kamu merangkul ku waktu kita berada
dalam kegelapan yang menakutkan bagiku di sebuah wahana berbau hantu itu. apa kamu masih ingat ? :)
apa kamu tau perasaanku saat itu ? hmm aku sendiri pun tak bisa mengungkapkan nya melalui kata-kata, intinya perasaanku saat itu bahagia , aku merasakan sesuatu yang beda dan aku tidak bisa mendiskripsikan dalam sebuah kalimat. Tapi hatiku bisa mengartikannya.
smsmu ? mentionmu ?
aku memahami keadaan saat ini , aku bisa membaca apa yang ada di hatimu.
yaa .. aku merasa aku bisa membaca isi hatimu.
mungkin memang seperti tak ada apa-apa dengan apa yang terjadi sekarang ini , tapi hatiku berkata lain.
bukan nya ‘kepedean’ , tapi hatiku merasakan bahasa hatimu , bahasa dari setiap pesan singkatmu , juga bahasa dari sikap dan matamu.
aku menganggapmu yang terspesial di hatiku , tak ada yang mampu menggantikan mu untuk pergi dari hatiku , tak ada yang mampu menghancurkan benteng hati yang sudah ku jaga untuk tetap mempertahankan perasaanku untuk mu, hatiku sudah terkunci untuk orang lain. Karna aku percaya kamu juga melakukan hal yang sama..
sangat mempercayaimu :)
apa kamu tau perasaanku saat itu ? hmm aku sendiri pun tak bisa mengungkapkan nya melalui kata-kata, intinya perasaanku saat itu bahagia , aku merasakan sesuatu yang beda dan aku tidak bisa mendiskripsikan dalam sebuah kalimat. Tapi hatiku bisa mengartikannya.
smsmu ? mentionmu ?
aku memahami keadaan saat ini , aku bisa membaca apa yang ada di hatimu.
yaa .. aku merasa aku bisa membaca isi hatimu.
mungkin memang seperti tak ada apa-apa dengan apa yang terjadi sekarang ini , tapi hatiku berkata lain.
bukan nya ‘kepedean’ , tapi hatiku merasakan bahasa hatimu , bahasa dari setiap pesan singkatmu , juga bahasa dari sikap dan matamu.
aku menganggapmu yang terspesial di hatiku , tak ada yang mampu menggantikan mu untuk pergi dari hatiku , tak ada yang mampu menghancurkan benteng hati yang sudah ku jaga untuk tetap mempertahankan perasaanku untuk mu, hatiku sudah terkunci untuk orang lain. Karna aku percaya kamu juga melakukan hal yang sama..
sangat mempercayaimu :)
fokus ke kamu ~
siapa yang bisa menggesermu saat malam tiba untuk mengisi setiap ruas otakku yang memikirkanmu ?
tak ada... hanya kamu yang mampu mengisi sesak otakku di setiap harinya.
menurutku kita sama-sama malu untuk mengungkapkan perasaan sayang yang terpendam satu sama lain? Malu mengakui bahwa selalu terbersit rindu di setiap detiknya saat kita sedang terpisah jarak ?
malu mengakui bahwa di setiap waktunya kita saling memikirkan satu sama lain? Malu bahwa hampir di setiap harinya kita saling memperhatikan isi-isi timeline twitter ?
tetapi itulah bahasa hati ,
“kita mampu mengerti apa yang tak di ucapkan , mampu mengartikan apa yang tak di jelaskan dengan kata-kata dan mampu mengerti bahwa masing-masing harus saling menjaga hati tanpa harus mengatakan langsung satu sama lain.”
elsa maharani :)
siapa yang bisa menggesermu saat malam tiba untuk mengisi setiap ruas otakku yang memikirkanmu ?
tak ada... hanya kamu yang mampu mengisi sesak otakku di setiap harinya.
menurutku kita sama-sama malu untuk mengungkapkan perasaan sayang yang terpendam satu sama lain? Malu mengakui bahwa selalu terbersit rindu di setiap detiknya saat kita sedang terpisah jarak ?
malu mengakui bahwa di setiap waktunya kita saling memikirkan satu sama lain? Malu bahwa hampir di setiap harinya kita saling memperhatikan isi-isi timeline twitter ?
tetapi itulah bahasa hati ,
“kita mampu mengerti apa yang tak di ucapkan , mampu mengartikan apa yang tak di jelaskan dengan kata-kata dan mampu mengerti bahwa masing-masing harus saling menjaga hati tanpa harus mengatakan langsung satu sama lain.”
elsa maharani :)